Berita Sekolah

Do’a Boedoet

Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir

Cukuplah Allah saja bagi kami sebagai pelindung, penolong, dan tempat berserah diri.

Sebuah tradisi, apalagi itu baik, tentunya harus diulang tiap tahun, kedepan. Siswa-siswi Boedoet kelas XII 2014/2015, jika lulus dengan nilai UN yang      optimum di pertengahan 2015 nanti, akan tercatat sebagai alumni Boedoet dan bergabung dengan kakak-kakaknya yang lain, jumlahnya ribuan, usianya pun terentang dari yang belia hingga yang sangat senior.

Namun, sang kakak seakan tidak ingin adiknya yang kelak akan bergabung jadi bagian dari keluarga besar mereka, tidak dibekali sebuah spirit:Wisdom of Boedoet Brotherhood.

Untuk itu, pada Sabtu, 21 Maret 2015. Doa Boedoet 2015 pun digelar. Ini kali pertama mereka ngaji bareng, antara siswa dan alumninya. Selain untuk ngaji bersama dengan para alumni lintas angkatan, sebuah pengayaan batin pun diberikan pada siswa-siswi itu.

Lewat acara bernuansa muhasabah yang dikemas secara apik oleh Akhlak Mulia Center Indonesia bertajuk Motivasi Religi “Sukses Belajar Efektif & Refleksi” dibawakan dengan mantap oleh Ust Bahrudin Adin, acara Doa Boedoet 2015 ini pun dimulai.

Seperti layaknya acara muhasabah pada umumnya, lebih menekankan aspek penguatan spiritualitas siswa untuk mengahadapi sebuah tantangan besar yang kali ini berupa UN (Ujian Nasional), Ustad Adin mampu menghadirkan nuansa Muhasabah itu tidak melulu diisi oleh ledakan tangis yang berkepanjangan, namun ada pembelajaran yang kreatif dikemas lewat gabungan permainan kata dan lagu untuk menghafal sesuatu hingga merangsang minat siswa untuk serius mengikuti mentoring itu. Dalam sebuah penggalan kisah yang dituturkan saat itu, Ust Adin mengutip catatan wawancara Oprah Wifrey dengan Barrack Obama usai dilantik jadi Presiden Amerika Serikat. Saat itu, Oprah bertanya apa yang menyebabkan dia bisa jadi Presiden Amerika Serikat. Saat itu Obama mengisahkan, dia pernah melewati masa kecilnya di Jakarta, saat itu dia mendapat julukan Orang Gila. Tahu kenapa? Hanya karena teman-temannya pernah mengintip ke kamarnya dan Obama kecil itu pun tengah asyik memandang sebuah poster dengan ekspresi tersenyum sembari tertawa bahkan hingga menangis. Orang tuanya pun gundah begitu mendengar anaknya dijuluki’Orang Gila’ oleh teman-temannya. Ketika ditanya, Obama pun menjawab,”Suatu saat saya akan tinggal dan berkantor di sana”, seraya menunjukkan poster yang kerap dia pandangi: White House. Akhirnya ibunya pun memutuskan ‘pulang kampung’ seraya berkata pada Obama,”Jika kamu hendak tinggal di sana (White House), kamu harus pindah segera ke sana. Merekapun pulang kampung ke United State. Namun, Obama tetap mengendapkan mimpi yang diendapkan di alam bawah sadarnya: Tinggal dan berkantor di White House sebagai Presiden Amerika Serikat.

Merefleksi kisah Obama tadi, Ustad Adin pun mengatakan, jika para siswa-siswi kelas XII Boedoet punya mimpi besar untuk lulus UN dengan nilai optimum dan dicanangkan di alam bahwa sadar mereka, bukan hal yang mustahil, mimpi besar itu akan menggerakkan asa dan karsa mereka sendiri hingga nantinya hasil terbaik akan mereka dapatkan. Mimpi…akan menggerakkan alam bawah sadar kita untuk berupaya keras tuk mewujudkannya.

Dengan jumlah susunan sel otak 100 milyard sementara monyet sebagai saudara terdekat manusia hanya memiliki 1/10-nya, hasil terbaik bukan hal yang mustahil akan direngkuh dan tentunya lewat perjuangan yang keras dan juga, doa.

Seperti biasanya, sesi muhasabah itu diakhiri dengan ungkapan ekspresi sang anak pada orang tuanya, meminta maaf sekaligus restu dan tak kalah penting: Doa. Doa ibu dan ayah adalah pengantar yang mujarab kesuksesan seorang anak.

Usai muhasabah, Ustad KH Subkhi Al Bughury mengisi tausiyah yang diikuti segenap siswa-siswi Kelas XII ditambah kakak-kakak alumni lainnya. Dalam pesan singkatnya, Ust Subhkhi mengingatkan kita esensi dari sebuah doa, sebagaimana tajuk acara ini: Doa Boedoet 2015, sebagaimana yang tertera dalam QS Al Baqarah-186, Wa ‘idza sa’alaka I’badi ‘anni fa ‘inni qirubun ujibu da’watad da’idza da’an . Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Ada tiga hal yang tidak boleh dilupakan agar doa kita diterima

  1. Menyegerakan perintah Allah Swt secepat mungkin
  2. Menafkahkan hartanya di jalan Allah
  3. Berdoa dengan penuh rasa harap dan takut kepada Allah

Bagaiman kita hendak didengar doanya oleh Allah Swt, jika ketika panggilan azan tiba kita tidak bersegera untuk mengerjakan sholat?

Orang yang senantiasa berdoa otomatis akan mendidiknya menjadi pribadi-pribadi yang dermawan dimana dia merasa ringan dan nyaman untuk bersedekah, berbagi dan menafkahi hartanya di jalan Allah.

Ketika kita berdoa, perasaan penuh harap dan takut kepada Allah harus mengiringinya. Sebagaimana firman Allah dalam QS Ibrahim-173, Hasbullah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir, Cukup Allah saja bagi kami sebagai pelindung, penolong dan tempat berserah diri kami. Kalimat terkenal yang diucapkan Nabi Ibrahim tatkala dimasukkan ke dalam api yang panas membara yang seketika itu juga berubah jadi dingin atas kehendakNya.

Allah memberikan catatan atas jawaban doa-doa nabi-nabi lewat Surah Al Anbiya ayat 69-90. Dalam rangkaian ayat-ayat tadi, Allah memberikan semua jawaban atas doa para nabi tersebut. Ketika Nabi Ayub terkena penyakit menahun, atas izinNya penyakit itu pun sembuh, atau doa terkenal Nabi Yunus ketika berada dalam ikan paus Laa ilaha illa anta Subhanaka inni kuntum minaz zolimin (Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim). Ketika Nabi Zakaria yang sudah tua itu belum dikaruniai anak, Allah pun menjawabnya dengan menghadirkan Nabi Yahya kemudian. Ada keistimewaan yang tersurat dan tersirat lewat rangkaian penjelasan Allah Swt lewat Al Anbiya ayat 69-90 itu.Di situ Allah seakan menegaskan, bahwa Dia lah sang penjawab akan segala doa-doa yang kita panjatkan.

Perlu totalitas keimanan agar makna hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir kokoh membentengi hati orang-orang mukmin.

Merujuk pada pribadi Rasulullah yang melakoni hidup sebagai pedagang juga, Doa Boedoet 2015 ini pun mengetengahkan kisah sukses para muslimpreneur Boedoet lewat kisah Iim Rusyamsi dan Edy Fajar Prasetyo. Dua Boedoet Muslimpreneur muda ini membagi kiat dan kisah sukses mereka. Bahkan Edy masih sangat muda, usianya 22 tahun namun telah memiliki segudang usaha yang tidak boleh dibilang enteng.

Doa Boedoet 2015 ini merupakan sebuah awal namun sekaligus kebangkitan dari semangat religiusitas warga Boedoet yang muslim dan diharapkan mampu merahmati rekan Boedoet lainnya. Di situ berbicara sebuah interaksi, silaturahmi serta network yang terbangun. Jika selama ini yang terdengar luas adalah Boedoeter era 60-an, 80-an, 90-an bahkan 90-an, dan lewat ajang Doa Boedoeters ini, Boedoeter 79 kembali mengangkat pamor era 70-an. Inilah makna kebersamaan sesungguhnya, ketika kita lebih mengenal saudara kita lebih baik.

Tak lupa juga kita ucapkan terima kasih atas dukungan sponsorship, donatur dan para pihak yang begitu gigih, ikhlas dan tulus membantu event besar ini. Bank Mandiri, Bank Bukopin, Mega Insurance, Louis, Intermasa, Bumbu Desa, Telkom University, PP Precast, Inkindo, Sosro, PT.Amythas, Radio Rasil, RPE Group, Arminareka Perdana Jayatama, Trans TV/Trans 7, Delta FM, Transgasindo, Nusantara Regas, Shafira, Monalisa Entertainment, Dapoer Melayu, Warso Farm, Akhlak Mulia Center serta pihak-pihak yang tidak dapat disebut satu persatu. Kiranya hanya Allah Swt yang bisa membalas kebaikan semua pihak ini, semoga menjadi keberkahan bagi kita semua. Amin.

Penulis dan Photo : Mirza Ichwanuddin Boedoeter 85